PPDB yang Unik ( Studi etnografi)
(Rahmat Sahid, Pasca UMS.2011)
Pendidikan menjadi kebutuhan mendasar bagi manusia dalam mengembangkan dan melanjutkan kehidupannya. Masyarakat akan memilih sekolah dalam rangka pemenuhan kebutuhan pendidikan sesuai dengan keinginan dan kekuatan serta kualitas sekolah yang tersedia
Mutu sebuah sekolah ditentukan oleh mutu lulusan yang dihasilkan. Demikian juga mutu lulusan sangat ditentukan oleh mutu penyelenggaraan yang sesuai atau melebihi standar proses yang ada. Mutu pendidikan di sekolah merupakan pilar penting dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas.
Menjelang awal tahun pelajaran, berbagai cara dan strategi dilakukan oleh sekolah dalam rangka perencanaan , pelaksanaan PPDB ( Penerimaan Peserta Didik Baru ) dengan mengacu pada konsep MPMBS ( Manajenen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah yang merupakan penjabaran dari desentralisasi pendidikan. Upaya yang dilakukan Lembaga pendidikan itu sangat tergantung dari kondisi kekuatan, potensi dan lingkungan yang ada. PPDB merupakan kegiatan rutin yang sangat penting dalam rangka mencari bibit masukan ( Raw Input ) yang akan diproses dalam pendidikan suatu lembaga pendidikan dengan bergbagai cara dan strategi demi menghasilkan output yang berkualitas, unggul dan mampu bersaing.
Keunikan telah berlangsung bertahun-tahun di SMP Negeri 2 Tambakromo Kabupaten Pati dalam penyelenggaraan PPDB. Sekolah selalu berupaya dengan perubahan dari tahun ke tahun dalam penyelenggaraan PPDB dengan menggunakan berbagai cara untuk menarik minat dan menggugah budaya masyarakat sekitar untuk menyekolahkan putra-putrinya. Walau demikian hasilnya tak memenuhi target sekolah dengan maksimal. Secara teoritis sekolah akan mengadakan seleksi dalam pelaksanaan PPDB untuk memperoleh calon peserta didik baru yang berkualitas. Hal itulah yang menjadi pemikiran dan permasalahan setiap tahun bagi sekolah dan dengan niat yang sungguh-sungguh ingin mengatasi dan memperbaiki di masa mendatang.
KAJIAN TEORI
A. Konsep dan Fungsi Manajemen.
1. Konsep Manajemen.
Manajemen/pengelolaan sangat dibutuhkan oleh setiap jenjang organisasi, baik organisasi tingkat pusat sampai ke tingkat paling bawah. Tanpa ada manajemen pencapaian tujuan tidak akan berjalan dengan lancar. Sebaliknya dengan adanya manajemen maka akan menimbulkan kerjasama yang harmonis dalam pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan individu.
Pengertian umum tentang manajemen disampaikan oleh beberapa ahli. Dari Kathryn. M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (2005) memberikan rumusan bahwa :“Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian , manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan”.
Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko (2005) mengemukakan :“Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen, bahwa : (1) manajemen merupakan suatu rangkaian kegiatan; (2) manajemen memanfaatkan berbagai sumber daya; dan (3) manajemen berupaya untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Fungsi Manajemen
Untuk memahami tentang fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif persekolahan, dengan merujuk pemikiran G.R. Terry, meliputi : (1) perencanaan (planning); (2) pengorganisasian (organizing); (3) pelaksanaan (actuating), dan (4) pengawasan (controlling).
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Kast dan Rosenzweig dalam Syafiie (1999 : 75) mengatakan bahwa perencanaan adalah suatu kegiatan yang terintegrasi, yang bertujuan untuk memaksimalkan efektivitas keseluruhan usaha, sebagai suatu sistem sesuai dengan tujuan organisasi yang bersangkutan. Fungsi perencanaan antara lain untuk menetapkan arah dan strategi serta titik awal kegiatan supaya dapat membimbing dan memperoleh ukuran yang digunakan dalam pengawasan agar tercegah pemborosan waktu dan faktor produksi lainnya.
Menurut T. Hani Handoko (2005) mengemukakan bahwa : “Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapkan tujuan organisasi dan penentuan strategi dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.”
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikatakan bahwa perencanaan merupakan fungsi pertama yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan. Jadi perencanaan merupakan persiapan yang teratur dari setiap usaha untuk mewujudkan tujuan.
b. Pengorganisasian (organizing)
Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R. Terry (2006) mengemukakan bahwa : “Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisian, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”.
Pengorganisasian dapat dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang serta tanggung jawab masing-masing dengan terciptanya aktivitas-aktivitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Notoatmodjo, 2003 : 121).
Menurut kedua pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
c. Pelaksaanaan (actuating)
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi pelaksanaan justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Dalam hal ini, George R. Terry (2006) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
d.Pengawasan (controlling)
Fungsi Pengawasan adalah untuk mengatur kegiatan, agar kegiatan-kegiatan itu dapat berjalan sesuai rencana. Selain itu dengan adanya pengawasan akan segera dapat diketahui apabila dalam pelaksanaan kegiatan ada masalah atau hambatan sehingga dapat dicari solusi atau pemecahannya.
Siagian dalam Syafiie (1999 : 83) mengatakan pengawasan/ pengendalian adalah proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
George R. Terry dalam Syafiie (1999 : 83) mengatakan :
“controlling can he defined as the process of determining what is to accomplished, that is the standard, what is being accomplished, that is performance, evaluating the performance, and if necessary applyingbcorrective measure so that performance takes place according to plans, that is confirmity with the standard”.
Maksudnya, pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila perlu melakukan perbaikan-perbaikan sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan standar (ukuran).
B. Pengertian PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru)
Tahun pelajaran baru , sekolah dengan berbagai cara mempersiapkan pelaksanaan proses PPDB ( Penerimaan Peserta Didik Baru ) dengan mengacu pada konsep MPMBS ( Manajenen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah yang merupakan penjabaran dari desentralisasi pendidikan. Pada dasarnya kegiatan PPDB dilaksanakan untuk mengisi kekosongan peserta didik kelas awal sekolah tersebut, menyusul kenaikan kelas dan kelulusan selesai dilaksanakan.
Adapun tujuan secara umum proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) adalah :
a. Menjaring lulusan atau tamatan SD/MI untuk mengisi kekosongan kelas 7 (tujuh) yang ditinggalkan oleh siswa yang naik kelas jenjang lebih tinggi.
b. Mengetahui minat siswa untuk melanjutkan sekolah pada jenjang yang lebih tinggi.
c. Mengetahui sejauh mana kesadaran masyarakat, pada khusunya orang tua untuk menyekolahkan putra-putrinya.
Mekanisme dan proses pelaksanaan PPDB perlu dilaksanakan dengan baik, dengan memegang prinsip-prinsip secara :
a. “Objektivitas, artinya penerimaan peserta didik harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh sekolah.
b. Transparansi, artinya pelaksanaan penerimaan peserta didik harus terbuka dan diketahui masyarakat luas, termasuk orang tua dan peserta didik, sehingga dapat dihindari penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi.
c. Akuntabilitas, artinya penerimaan peserta didik dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, baik mengenai prosedur maupun hasilnya.
d. Tidak diskriminatif, artinya setiap warga negara yang berusia sekolah dapat mengikuti program pendidikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa membedakan daerah asal, agama, dan golongan”.
Menurut keterangan di atas, maka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) merupakan proses penting untuk menjaring calon siswa baru sesuai kriteria dan karakteristik sekolah. PPDB perlu dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel dan tidak diskriminatif karena menyangkut kepentingan esensial masyarakat, yakni pendidikan. Jadi PPDB adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sekolah dalam rangka mencari, menyaring dan menjaring calon peserta didik baru dengan ketentuan yang dibuat, secara transparan dan adil sehingga mendapatkan peserta didik yang dinginkan.
PAPARAN DATA PENELITIAN
Sejarah dan Kondisi Geografis SMP Negeri 2 Tambakromo Kab. Pati.
SMP Negeri 2 Tambakromo Kabupaten Pati, ada sejak tahun 1991 dengan SK. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0216/O/1992. Awal berdirinya belum memiliki gedung untuk kegiatan belajar mengajar, karena masih dalam proses pembangunan. Proses belajar mengajar dilaksanakan di gedung SD Negeri 03 Maitan , Desa Maitan Kec. Tambakromo pada tahun pelajaran 1991/1992. Satu rombongan belajar dengan jumlah 39 siswa, dikelola dan diajar oleh beberapa guru pinjaman dari guru SMP Negeri 1 Tambakromo. Kepala Sekolahnya juga masih diampu oleh Kepala SMP Negeri 1 Tambakromo yaitu Bapak RST. Soewadji. Pada tahun ke – dua awal berdirinya, baru bisa menempati gedung milik sendiri, dan memiliki Kepala sekolah definitif ( Bapak Maduri ZM. ) serta mendapatkan penempatan beberapa guru CPNS. Dengan segala keterbatasan yang ada, serta usaha dan kerja semua komponen sekolah sampai sekarang, maka tetap eksis walau berada di pinggiran wilayah.
Letak geografis SMP 2 Tambakromo di Desa Maitan , berada di atas pegunungan Kendeng Pantai Utara Jawa dengan perkiraan 600-800 meter di atas permukaan laut. Desa Maitan adalah salah satu dari 15 Desa yang ada di Kecamatan Tambakromo Kabupaqten Pati Jawa Tengah. Tanah kapur berbatu kapur putih mendominasi lahan yang ada di sana. Tidak banyak variasi tanaman yang bisa hidup di sana seperti layaknya daerah pegunungan yang subur. Hutan jati dan pekarangan dengan tanaman jati yang sulit hidup terlihat di area desa ini. Di beberapa tempat memang ada sumber air dari dalam goa yang ada, namun sulit kita dapatkan sumber air yang didapat dari sumur buatan masyarakat. Beberapa mata air itulah sebagai penopang harapan bagi terpenuhinya kebutuhan air bersih di sana yang memang terbatas. Musim penghujan dengan curah hujan sedang sampai di bawah normal menjadi kebiasaan terjadi. Musim kemarau sangat panas dan sulit untuk mendapatkan air bersih yang memadai kebutuhan.
Dalam penuturan masyarakat yang ada, Desa Maitan di sejarahkan sebagai daerah terasing sebab terletak pada Km. 30 dari pusat kota kabupaten dan pada Km. 12 dari kota kecamatan. Desa Maitan terkurung hutan jati yang menjadi andalan kabupaten Pati. Akses jalan yang sulit itulah menyebabkan keterisolasian pada awal munculnya. Desa Maitan berbatasan dengan Desa Pohgading Kecamatan Winong, Desa Kemadoh batur Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan, Desa Tegalrejo Kecamatan Wirosari Grobogan, dan Desa Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Perbatasan desa yang ada bukan menandakan kedekatan jarak, tetapi perbukitan dan hutan jati tandus .
Maitan dari kata Paitan yang berati modal yang harus digunakan untuk melakukan usaha. Masyarakat percaya dan selalu menuturkan kepada siapapun, bahwa siapapun yang datang ke Desa Maitan harus membawa modal untuk bisa bertahan hidup di sana.
Manajemen PPDB di SMP Negeri 2 Tambakromo Kab. Pati.
Manajemen/pengelolaan sangat dibutuhkan oleh setiap jenjang organisasi, baik organisasi tingkat pusat sampai ke tingkat paling bawah. Tanpa ada manajemen pencapaian tujuan tidak akan berjalan dengan lancar. Sebaliknya dengan adanya manajemen maka akan menimbulkan kerjasama yang harmonis dalam pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan individu.
Mendasarkan pada keputusan Mendiknas RI Nomor 051/u/2002 tentang Penerimaan Siswa Baru pada Taman Kanak-Kanak dan Pra Sekolah, keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pati, Nomor : 422.1/3255 Juni 2010, tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Pati.Tahun Pelajaran 2010/2011 dan keputusan Kepala SMP Negeri 2 TambakromoNomor : 422.1/113 Tanggal : 25 Juni 2010 tentang PPDB SMP Negeri 2 Tambakromo, maka kegiatan tersebut telah berlangsung. Beberapa hal yang berkaitan dengan proses PPDB di SMP Negeri 2 Tambakromo Kab. Pati tersebut adalah :
1) Aturan hukum pelaksanaan PPDB di SMP Negeri 2 Tambakromo.
2) Program dan jadwal kegiatan PPDB di SMP Negeri 2 Tambakromo
3) Hasil PPDB di SMP Negeri 2 Tambakromo
Dari hasil proses PPDB SMP Negeri 2 Tambakromo tahun pelajaran 2010/2011 bulan Juli lalu, dapat disimpulkan bahwa seleksi peserta didik baru telah mengikuti aturan umum yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kab. Pati . Dari proses standar manajemen yang telah dilakukan sekolah, telah mendapatkan hasil yang belum sesuai dengan target yang diharapkan. Dari daya tampung siswa yang dibuka sebanyak 140 siswa, telah terjaring pendaftar sebanyak 111 siswa. Itulah problem yang dihadapi sekolah hampir tiap tahun dengan berbagai situasi dan jaman dalam perkembangannya.
Upaya sekolah dalam berusaha mendapatkan calon peserta didik baru .
Banyak masalah mutu dihadapi dalam dunia pendidikan, seperti mutu lulusan, mutu pengajaran, bimbingan dan latihan dari guru, mutu profesionalisme guru dan kinerja guru. Mutu-mutu tersebut terkait dengan mutu manajerial para pimpinan pendidikan, keterbatasan dana, sarana dan prasarana, fasilitas dan media pendidikan, sumber belajar, iklim sekolah, lingkungan pendidikan serta dukungan dari pihak-pihak terkait dengan pendidikan.
Tantangan dunia pendidikan semakin tambah waktu semakin tambah berat tantangan yang dihadapi. Reformasi bidang informasi dan komunikasi telah menyebabkan dunia semakin terbuka, menghilangkan batas-batas geografis, administratif yuridis, politis dan sosial. Masyarakat sekarang semakin global. Kondisi seperti ini menjadikan mutu pendidikan juga mengalami tantangan. Mutu pendidikan tertuju pada mutu lulusan. Hal ini dapat dicapai apabila melalui proses pendidikan yang bermutu pula. Proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh personalia pendidikan yang bermutu dan profesional. Tenaga administrasi, guru, konselor, pimpinan yang baik serta penataan manajemen yang baik pula. Mutu pendidikan bersifat menyeluruh, menyangkut semua komponen, pelaksana, kegiatan pendidikan dan manajemen (Sukmadinata, 2006: 7).
Terkait dengan peningkatan mutu, maka sekolah berupaya memberdayakan segala potensi , kemampuan , untuk didayagunakan demi sebuah tujuan melalui Visi, Misi, dan Tujuan yang jelas dan terprogram. Raw input sangat berpengaruh pada hasil output dan outcome yang dihasilkan. Siswa sebagai salah satu raw input harus didapatkan dengan kualitas yang baik. Untuk mendapatkan input siswa yang baik , harus menggunakan cara mekanisme yang standar dan bermutu. Semua lembaga pendidikan selalu berupaya menyelenggarakan penerimaan peserta didik baru dengan berbagai cara sesuai dengan kondisi lingkungan, mutu sekolah, dan strategi yang dijalankan untuk mendapatkan calon siswa yang baik.
SMP Negeri 2 Tambakromo selalu berupaya menyelenggarakan PPDB dengan cara, strategi dan karakteristik yang unik, walaupun tidak meninggalkan SOP ( Standar Operasional Pelaksanaan ) yang ada. Prinsip penyelenggaraan PPDB secara objektif, transparan, akuntabel dan tidak diskriminatif , harus dilaksanakan. Beberapa cara dan strategi yang dilaksanakan sekolah dalam penyelenggaraan PPDB yaitu:
1. Sosiaisasi kepada panitia penyelenggara.
Sebagaimana penyelenggaraan PPDB tahun sebelumnya, sekolah selalu mengadakan sosialisasi, yang diawali dengan pembentukan panitia, penyusunan jadwal kegiatan, pembuatan program, strategi, cara yang akan dilaksanakan dalam penyelenggarannya. Tiap tahun penyelenggaraan harus ada evaluasi pelaksanaan program dengan tujuan ada perbaikan tahun berikutnya dan mendapatkan hasil yang maksimal.
2. Penyelenggaraan sosialisasi PPDB.
Kegiatan sosialisasi PPDB dilakukan sekolah agar mendapatkan respon yang positif dari warga masyarakat, khususnya orang tua siswa dan calon siswa agar mau mendaftarkan diri ke sekolah. Kagiatan ini dapat berupa :
a) memberikan edaran pengumuman PPDB ke SD sasaran.
b) mengirim guru ke SD sasaran untuk membujuk siswa kelas 6 yang baru selesai Ujian.
c) mengirim guru ke SD sasaran untuk mendaftar siswa kelas 6 secara kolektif.
d) minta tolong kepada perangkat desa pada SD sasaran untuk memotivasi orang tua calon siswa agar menyekolahkan anak-anaknya.
e) minta tolong kepada anggota Komite Sekolah di desa pada SD sasaran untuk memotivasi orang tua calon siswa agar menyekolahkan anak-anaknya.
f) minta tolong kepada siswa SMP 2 Tambakromo yang memiliki adik, atau tetangga sedang duduk di kelas 6 SD agar dimotivasi sekolah seperti kakaknya.
3. Promosi Keunggulan Sekolah.
Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan memperkenalkan prestasi dan keunggulan sekolah sehingga mampu menarik minat orang tua , warga masyarakat maupun calon siswa . Kegiatan ini berupa:
a) menyelenggarakan pentas seni siswa dan panggung hiburan ( ketoprak siswa ) dengan mengundang warga masyarakat.
b) menyelenggarakan lomba non akademis seperti menyenyi karaoke. menggambar, olahraga permainan bola volly dengan peserta siswa SD sasaran.
4. Memberikan reward yang berjasa.
Cara ini dilakukan dengan harapan ada daya tarik bagi siapapun yang mampu membentu pelaksanaan PPDB sekolah dengan hasil maksimal. Hal itu bisa berupa pemberian transport bagi guru SD sasaran atau perangkat desa , anggota komite sekolah , warga masyarakat yang membawa dan mendaftarkan calon siswa baru sesuai dengan jumlah yang ada. Biasanya berkisar Rp. 5.000,- per siswa. Dana ini diperoleh dari dana penyelenggaraan PPDB yang dianggarkan melalui APBS. Cara ini sangat membantu pelaksanaan PPDB sekolah pinggiran.
5. Keluar dari aturan
Agak aneh didengar, karena tak layak dilakukan, tetapi ini salah satu keunikan cara yang dilakukan sekolah dalam penyelenggaraan PPDB. Yang dimaksudkan dalam hal ini adalah penyimpangan waktu penyelenggaraan yang seharusnya terjadwal. Penyimpangan waktu ini dilakukan dengan cara penerimaan calon peserta didik baru sampai hari pertama waktu siswa harus masuk sekolah atau bahkan sampai terlewatkan beberapa hari. Ini dimaksudkan untuk menampung calon siswa yang belum mendapatkan sekolah sampai hari masuk sekolah tiba. Keuntungan sekolah adalah bertambahnya jumlah peserta didik, akibat daya tampung yang lebih banyak dari siswa yang mendaftar. Maklum , selama bertahun-tahun peminat sangat terbatas akibat lingkungan sekolah yang terpencil dan budaya masyarakat yang belum sadar pendidikan. Lebih unik lagi adalah dengan melakukan kunjungan ke rumah calon peserta didik baru dengan informasi dari siswa yang telah masuk sekolah, dan membujuknya agar mau sekolah dan diberi kemudahan dan keringanan seperti pembebasan segala biaya, pemberian pakaian seragam, sepatu, tas, buku, bahkan ada yang diberi bantuan transport dari dana BOS. Pengalaman penulis, pernah menjemput anak yang baru merumput di sawah untuk diajak mau bersekolah dengan hadiah dibelikan sepatu, seragam, tas,dan buku. Hal itu dilakukan karena kondisi perekonomian yang memprihatinkan.
Budaya masyarakat sekitar tentang partisipasi pendidikan.
Makna partisipasi masyarakat sering kali diartikan sebagai keterlibatan atau peran serta masyarakat. Partisipasi dalam pengertian ini adalah mengambil bagian atau peran dalam pendidikan, baik dalam bentuk pernyataan mengikuti kegiatan, memberikan masukan berupa pemikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal, dana atau materi, maupun ikut memanfaatkan dan menikmati hasilnya.
Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif yang muncul dari masyarakat serta akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi oleh tiga faktor pendukungnya, yaitu: adanya kemauan, kemampuan serta adanya kesempatan untuk berpartisipasi. Kemauan dan kemampuan partisipasi lebih berasal dari masyarakat yang dalam hal ini dimaksudkan sebagai badan dunia dan lembaga swadaya masyarakat, sedangkan kesempatan berpartisipasi datang dari pihak luar yang memberi kesempatan (pihak pemerintah).
Peran orang tua menjadi tuntutan utama. Kondisi budaya, sosial ekonomi, sosial politik masyarakat sekitar sangat berpengaruh pada partisipasi pendidikan. Khusus masyarakat sekitar sekolah dalam hal partisipasi pendidikan memang sangat
rendah . Hal itu dipengaruhi kondisi lingkungan yang jauh dari pusat kota, posisi geografis yang berupa pegunungan kapur tandus, perkonomian yang rata rata menengah ke bawah menjadikan penghambat dalam program tersebut. Beberapa budaya dan kondisi yang kurang mendukung partisipasi pendidikan adalah :
1. Kondisi perekonomian keluarga yang rata-rata rendah, sehingga kemampuan dalam pembiayaan pendidikan terbatas.
2. Pemaksaan anak untuk ikut bekerja membantu orang tua dalam mencari nafkah sehingga merampas kesempatan untuk sekolah.
3. Anggapan masyarakat, tentang sulitnya mencari pekerjaan setelah sekolah, sehingga muncul budaya tidak sekolah tidak apa-apa asalkan bisa mencari nafkah.
4. Budaya kawin muda/dini bagi siswa perempuan , asalkan sudah ada yang melamar untuk pernikahan, maka kesempatan itu harus diambil daan sekaligus akan meninggalkan sekolah.
5. Drop out dari sekolah untuk bekerja merantau sewaktu-waktu ada kesempatan .
6. Ukuran kesuksesan hidup adalah setelah sukses merantau dan membawa hasil yang bisa digunakan untuk modal . Modal yang dimaksud adalah modal untuk biaya pernikahan dan modal berkeluarga .
Masih sangat sulit untuk menggugah kesadaran masyarakat sekitar sekolah dalam rangka sadar pendidikan. Berbagai upaya pernah dilakukan sekolah , diantaranya melalui informasi dan penyuluhan sewaktu pertemuan pleno orangtua siswa pada awal tahun pelajaran, sosialisasi dan pendidikan pada siswa yang terintegrasi dalam materi pelajaran tentang pentingnya pendidikan serta dampak dari perkawinan dini.
A. Pembahasan
Proses PPDB di SMP Negeri 2 Tambakromo.
Persepsi Masyarakat: 1. Keunggulan dan prestasi sekolah 2. Visi dan Misi sekolah 3. Partisipasi pendidikan masyarakat. |
Prinsip Regulasi PPDB : 1. Objektivitas, 2. Transparansi 3. Akuntabilitas, 4. Tidak diskriminatif |
Kondisi dan Budaya Masyarakat : 1. Perekonomian keluarga rendah 2. Anak membantu orang tua . 3. Budaya kawin muda/ dini 4. budaya tidak sekolah tidak apa-apa 5. Drop out 6. Merantau untuk sukses. |
Peserta Didik Baru |
Strategi Sekolah : 1. Sosiaisasi kepada panitia penyelenggara. 2. Penyelenggaraan sosialisasi PPDB ke SD sasaran 3. Promosi Keunggulan Sekolah. 4. Memberikan reward yang berjasa. 5. Keluar dari aturan |
Proses PPDB di SMP Negeri 2 Tambakromo dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah :
1. Persepsi masyarakat. Masyarakat memiliki persepsi sendiri tentang sekolah yang dipilih dalam menyekolahkan putra-putrinya. Hal itu dikaitkan dengan : keunggulan dan prestasi sekolah, Visi dan Misi sekolah, partisipasi pendidikan masyarakat.
2. Kondisi dan budaya masyarakat yang antara lain : perekonomian keluarga rendah, anak membantu orang tua ., budaya kawin muda/ dini, budaya tidak sekolah tidak apa-apa, drop out, merantau untuk sukses.
3. Prinsip regulasi PPDB secara umum yaitu : objektivitas, transparansi, akuntabilitas, tidak diskriminatif
Proses PPDB di SMP Negeri 2 Tambakromo harus mengikuti aturan hukum dan regulasi yang ada. Untuk itu harus dilakukan manajemen standar dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu: merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling).
Adapaun strategi yang dilaksanakan sekolah dalam pelaksanaan PPDB adalah :sosiaisasi kepada panitia penyelenggara, penyelenggaraan sosialisasi PPDB ke SD sasaran, promosi keunggulan sekolah, memberikan reward yang berjasa, dan keluar dari aturan.
Hasil proses PPDB di SMP Negeri 2 Tambakromo dari tahun ke tahun selalu mendapatkan siswa kurang dari daya tampung yang disediakan karena beberapa hal, diantaranya ; rendahnya kesadaran masyarakat akan partisipasi pendidikan, sekolah potensial input ( SD ) yang ada di lingkungan terdekat terbatas, budaya masyarakat yang kurang mendukung program pemerintah wajib belajar 9 tahun , minimnya sarana prasarana sekolah sebagai pendukung peningkatan mutu, yang kesemua itu bermuara pada letak geografis sekolah yang ada di pinggiran dan lingkungan dan berada di pegunungan tandus.
B. Teori Hasil Penelitian
1. Keberhasilan proses PPDB di suatu sekolah sangat dipengaruhi berbagai hal, terutama persepsi lingkungan masyarakat , prestasi dan keunggulan sekolah, penerapan manajemen yang tepat.
2. Prinsip pokok pelaksanaan PPDB suatu sekolah perlu diterapkan dengan jujur dan bertanggung-jawab
3. Cara dan strategi yang unik sesuai dengan karakteristik , potensi sekolah dan lingkungan perlu dijalankan untuk mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan PPDB.
A. Kesimpulan
Dari paparan data dan temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa
1. Proses PPDB di SMP Negeri 2 Tambakromo dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah : persepsi masyarakat. kondisi dan budaya masyarakat, prinsip regulasi PPDB secara umum
2. Proses PPDB di SMP Negeri 2 Tambakromo harus mengikuti aturan hukum dan regulasi yang ada. Untuk itu harus dilakukan manajemen standar dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu: merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling).
3. Strategi yang dilaksanakan sekolah dalam pelaksanaan PPDB adalah :sosiaisasi kepada panitia penyelenggara, penyelenggaraan sosialisasi PPDB ke SD sasaran, promosi keunggulan sekolah, memberikan reward yang berjasa, dan keluar dari aturan.
4. Hasil proses PPDB di SMP Negeri 2 Tambakromo dari tahun ke tahun selalu mendapatkan siswa kurang dari daya tampung yang disediakan karena beberapa hal, diantaranya ; rendahnya kesadaran masyarakat akan partisipasi pendidikan, sekolah potensial input ( SD ) yang ada di lingkungan terdekat terbatas, budaya masyarakat yang kurang mendukung program pemerintah wajib belajar 9 tahun , minimnya sarana prasarana sekolah sebagai pendukung peningkatan mutu, yang kesemua itu bermuara pada letak geografis sekolah yang ada di pinggiran dan lingkungan dan berada di pegunungan tandus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar